Masyarakat Merasa Dikhianati, TNI Dituding Batasi Gerak Warga dalam Konflik Lahan

Foto: -

SIMPAR.ID Muaro Jambi — Suasana panas dalam konflik agraria antara masyarakat dan perusahaan di Desa Sogo, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, kembali memuncak setelah kedatangan aparat TNI yang sebelumnya dijanjikan sebagai penengah justru dinilai memperkeruh keadaan.

Warga menilai bahwa kehadiran TNI yang terjadi kemarin tidak lagi berfungsi untuk meredakan konflik, melainkan justru membatasi ruang gerak masyarakat. Menurut pernyataan beberapa warga, mereka diancam akan ditangkap jika melewati batas wilayah yang telah ditentukan oleh pihak TNI.

“Padahal kemarin sudah ada perjanjian secara langsung dengan masyarakat bahwa TNI akan menjadi penengah dalam konflik ini. Tapi hari ini justru mereka membatasi ruang kami,” ujar salah satu perwakilan warga dengan nada kecewa.

Kekecewaan warga semakin dalam karena mereka merasa keadilan tak lagi berpihak pada rakyat kecil. “Dimanakah keadilan sekarang? Apa benar keadilan hanya berpihak kepada pengusaha dan pemerintah?” ujar seorang warga lainnya dengan penuh emosi.

Dalam puncak kemarahannya, masyarakat menyatakan kesiapannya untuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan hak mereka. “Jika keadilan harus ditebus dengan darah kami, maka hari ini kami siap untuk dijadikan tebusannya,” tegas mereka dalam sebuah pernyataan bersama.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI maupun pemerintah daerah terkait pernyataan masyarakat tersebut. Konflik ini menjadi sorotan luas karena menyangkut persoalan hak tanah dan penegakan keadilan di wilayah yang kerap kali menjadi titik konflik agraria.

Berita Terbaru